DASAR-DASAR PENCABUTAAN GIGI
pencabutan gigi sudah merupakan hal yang biasa dilakukan. Keberhasilan dalam melakukan tindakan pencabutan gigi pada umumnya sudah sering dijumpai. Namun, kesulitan dalam melakukan pencabutan gigi juga tidak bisa dihindari. Apabila dalam melakukan pencabutan gigi ditemukan kesulitan-kesulitan yang sulit dihindari, maka dapat terjadi beberapa komplikasi. Karenanya kita perlu waspada dan diharapkan mampu mengatasi kemungkinan-kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi. Komplikasi yang terjadi dapat berupa komplikasi lokal maupun sistemik. Pencabutan gigi merupakan suatu tindakan pembedahan yang melibatkan jaringan tulang dan jaringan lunak dari rongga mulut, tindakan tersebut dibatasi oleh bibir dan pipi dan terdapat faktor yang dapat mempersulit dengan adanya gerakan lidah dan rahang bawah. 1 Pencabutan gigi dapat dilakukan bilamana keadaan lokal maupun keadaan umum penderita (physical status) dalam keadaan yang sehat. Kemungkinan terjadi suatu komplikasi yang serius setelah pencabutan, mungkin saja dapat terjadi walaupun hanya dilakukan pencabutan pada satu gigi.
Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar gigi yang utuh tanpa menimbulkan rasa sakit dengan trauma sekecil mungkin pada jaringan penyangganya sehingga bekas pencabutan akan sembuh secara normal dan tidak menimbulkan problema prostetik pasca bedah. 2 Pencabutan gigi pertama kali dilakukan hanya dengan menggunakan tang. Namun, jika terjadi kegagalan dalam melakukan pencabutan yang menyebabkan gigi tidak dapat dikeluarkan dengan hanya menggunakan tang, maka perlu dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan gigi tersebut. 2 Komplikasi pencabutan gigi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Komplikasi akibat pencabutan gigi dapat terjadi oleh berbagai sebab dan bervariasi pula dalam akibat yang ditimbulkannya. Komplikasi tersebut kadang-kadang tidak dapat dihindarkan tanpa memandang operator, kesempurnaan persiapan dan keterampilan operator. Pada situasi perawatan tertentu sekalipun persiapan pra operasi telah direncanakan sebaik mungkin untuk mencegah atau mengatasi kemungkinan timbulnya kesulitan melalui hasil diagnosis secara cermat dan operator telah melaksanakan prinsip-prinsip bedah dengan baik selama pencabutan gigi. 3 Perdarahan, fraktur mahkota gigi, fraktur akar gigi, infeksi, pembengkakan, dry soket, dan rasa sakit merupakan komplikasi pencabutan gigi yang bisa terjadi. Pengalaman operator juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan tindakan pencabutan gigi. Oleh karena itu, komplikasi pencabutan gigi lebih sering dijumpai pada dokter gigi muda atau mahasiswa kepaniteraan yang baru belajar dan memiliki sedikit pemgalaman.
Definisi Pencabutan Gigi Menurut Pedlar dan Frame, pencabutan gigi merupakan suatu prosedur bedah yang dapat dilakukan dengan menggunakan tang, elevator, atau penekanan trans alveolar. 5 Pencabutan gigi adalah pengangkatan gigi dari soketnya. Pencabutan gigi dapat dilakukan dengan lokal anestesi jika gigi terlihat jelas dan tampak mudah dicabut. 6 Ekstraksi gigi adalah suatu tindakan bedah pencabutan gigi dari soket gigi dengan alat-alat ekstraksi (forceps). Kesatuan dari jaringan lunak dan jaringan keras gigi dalam cavum oris dapat mengalami kerusakan yang menyebabkan adanya jalur terbuka untuk terjadinya infeksi yang menyebabkan komplikasi dalam penyembuhan dari luka ekstraksi. Oleh karena itu, tindakan aseptik merupakan aturan perintah dalam bedah mulut. 7 Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, di mana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Pencabutan gigi juga merupakan operasi bedah yang melibatkan jaringan bergerak dan jaringan lunak dari rongga mulut, akses yang dibatasi oleh bibir dan pipi, dan pencabutan selanjutnya dihubungkan/disatukan oleh gerakan lidah dan rahang. Definisi pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan tanpa rasa sakit satu gigi utuh.
akar gigi dengan trauma minimal terhadap jaringan pendukung gigi, sehingga bekas pencabutan dapat sembuh dengan sempurna dan tidak terdapat masalah prostetik di masa mendatang. 7 Pencabutan gigi merupakan tindakan yang sangat komplek yang melibatkan struktur tulang, jaringan lunak dalam rongga mulut serta keseluruhan bagian tubuh. Pada tindakan pencabutan gigi perlu dilaksanakan prinsip-prinsip keadaan suci hama (asepsis) dan prinsip-prinsip pembedahan (surgery). Untuk pencabutan lebih dari satu gigi secara bersamaan tergantung pada keadaan umum penderita serta keadaan infeksi yang ada ataupun yang mungkin akan terjadi. 7 Gambar 1: pencabutan gigi Sumber: Pencabutan Intra Alveolar Pencabutan intra alveolar adalah pencabutan gigi atau akar gigi dengan menggunakan tang atau bein atau dengan kedua alat tersebut. Metode ini sering juga di sebut forceps extraction dan merupakan metode yang biasa dilakukan pada sebagian besar kasus pencabutan gigi.
Karies yang parah Gigi dengan kerusakan enamel dan dentin yang parah atau disebut juga dental karies apabila sudah tidak dapat direstorasi maka perlu dilakukan pencabutan. Alasan paling umum yang dapat diterima secara luas untuk pencabutan gigi adalah karies yang tidak dapat dihilangkan. Sejauh ini gigi yang karies merupakan alasan yang tepat bagi dokter gigi dan pasien untuk dilakukan tindakan pencabutan. 6 f. Gigi yang retak Indikasi ini jelas untuk dilakukan pencabutan gigi karena gigi telah retak. Pencabutan gigi yang retak bias sangat sakit dan rumit dengan teknik yang lebih konservatif. Bahkan prosedur restoratif endodontik dan kompleks tidak dapat mengurangi rasa sakit akibat gigi yang retak tersebut. 13 g. Nekrosis pulpa Nekrosis pulpa atau pulpa irreversibel yang tidak diindikasikan untuk perawatan endodontik. Mungkin dikarenakan jumlah pasien yang menurun atau perawatan endodontik saluran akar yang berliku-liku, kalsifikasi dan tidak dapat diobati dengan teknik endodontik standar. Dengan kondisi ini, perawatan endodontik yang telah dilakukan ternyata gagal untuk menghilangkan rasa sakit sehingga diindikasikan untuk pencabutan.
Gigi impaksi Gigi impaksi harus dicabut jika menyebabkan gangguan-gangguan pada hidung, masalah orthodontik atau rasa sakit. Dentigerous cyst dapat juga terjadi akibat gigi impaksi. Kista ini dapat ekspansi hingga mengakibatkan asimetri wajah, pergeseran gigi yang ekstrim dan resorpsi akar gigi yang berdekatan. Dentigerous cyst dapat juga menjadi ameloblastoma. Jika terdapat sebagian gigi yang impaksi maka oklusi fungsional tidak akan optimal karena ruang yang tidak memadai, maka harus dilakukan bedah pengangkatan gigi impaksi tersebut. Namun, jika dalam mengeluarkan gigi yang impaksi terdapat kontraindikasi seperti pada kasus kompromi medis, impaksi tulang penuh pada pasien yang berusia di atas 35 tahun atau pada pasien dengan usia lanjut, maka gigi impaksi tersebut dapat dibiarkan. 6 i. Alasan orthodontik Pasien yang akan mengalami perawatan orthodontik sering membutuhkan pencabutan gigi untuk memberikan ruang untuk keselarasan gigi. Gigi yang paling sering diekstraksi adalah premolar satu rahang atas dan bawah. 13 j. Gigi yang mengalami malposisi Gigi yang mengalami malposisi dapat diindikasikan untuk pencabutan dalam situasi yang parah. Jika gigi mengalami trauma jaringan lunak dan tidak dapat ditangani oleh perawatan orthodontik, gigi tersebut harus diekstraksi.


Tidak ada komentar