MAHASISWA ALIH JENJANG 2019

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Promosi Kesehatan

Share:



Hasil gambar untuk kesehatan gigi

BAB I
PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang
Gigi adalah salah satu bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Di Indonesia kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat masih sangat perlu diperhatikan, penyakit gigi dan mulut di Indonesia masih berada pada posisi sepuluh besar penyakit terbanyak yang terbesar diberbagai wilayah (Mikail,B., & Candra 2011).
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 masalah kesehatan gigi dan mulut tergolong tinggi, bahwa sebesar 25,9% penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir. Angka prevelensi tertinggi terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut terdapat di provinsi Kalimantan Selatan 36,1%, peringkat ke-2 Sulawesi Tengah 35,6%, dan diikuti provinsi Sulawesi Selatan 32,6% peringkat ke-3 dengan masalah kesehatan gigi dan mulut. Pada Provinsi Sulawesi Selatan Sekitar 22% anak usia 5-9 tahun dan 21% anak usia 10-14 tahun bermasalah dengan kesehatan gigi dan mulutnya, dan masing-masing sekitar 31%, hanya 27% yang mendapatkan perawatan (Riskesdas, 2013).
Menyikat gigi harus dilakukan dengan baik dan benar agar debris atau sisa makanan benar-benar dapat dihilangkan dari permukaan gigi. Debris ini jika tidak dibersihkan akan menimbulkan berbagai masalah, antara lain karang gigi, gigi berlubang, bau mulut dan sebagainya. Cara menyikat gigi yang baik dan benar yaitu dilakukan secara tekun, teliti dan teratur. Tekun artinya sikat gigi dilakukan dengan giat dan sungguhsungguh, teliti artinya sikat gigi dilakukan pada seluruh permukaan gigi dan teratur dilakukan minimal dua kali sehari. Waktu yang paling tepat untuk menyikat gigi adalah setiap selesai sarapan dan sebelum tidur malam (Ircham, 2005)
Kelompok anak-anak pada umumnya belum dapat menyikat gigi dengan baik dan efektif karena menyikat gigi itu tidak mudah terutama pada makanan yang lengket, serta sisa makanan yang berada pada permukaan gigi yang sulit dijangkau dengan sikat gigi (Ircham, 2005).Untuk itulah peran orang tua dalam membimbing dan mendisiplinkan anak untuk melatih pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi secara baik dan benar pada anak-anak sangat diperlukan agar sisa makanan yang tertinggal dipermukaan gigi yang sulit dijangkau dengan sikat gigi bisa dibersihkan.
Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi geligi yang berada didalam rongga mulut dalam keadaan yang bersih, bebas dari plak, dan kotoran lain yang berada diatas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, dan sisa makanan serta tidak tercium bau busuk dalam mulut. Keterampilan menggosok gigi harus di ajarkan dan ditekankan pada adak disegala umur terutama anak sekolah, karena pada usia itu mudah menerima dan menanamkan nilai-nilai dasar. Anak sekolah memerlukan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menggosok gigi. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu upaya yang penting untuk menunjang kesehatan, terutama pada anak yang memiliki tingkat kebersihan gigi mulut rendah dan keterampilan dalam menggosok gigi kurang, diharapkan agar dapat mengubah perilaku dari yang merugikan kesehatan dan norma yang sesuai dengan kesehatan (Dewi, Sekar Arum 2011).
Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses yang ditujukan kepada individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang setinggi-tingginya (Herijulianti et all, 2001: 4).
Ciri-ciri gigi sehat yaitu tidak terasa sakit radang gusi dan karang gusi, tidak ada karies, saat mengunyah tidak terasa nyeri, leher gigi tidak kelihatan, tidak goyang, tidak terdapat plak, warna gigi putih kekuningan, tidak terdapat karang, mahkota gigi utuh. Pada umumnya kebersihan gigi anak lebih buruk dan anak lebih banyak yang salah dalam menggosok giginya yang menyebabkan karies dibandingkan orang dewasa. Peran orang tua dalam membimbing dan mendisiplinkan anak untuk melatih pemeliharaan kesehatan gigi dengan menyikat gigi secara baik dan benar. Karena pada umumnya kebiasaan anak dalam menyikat gigi hanyalah bertujuan untuk menyegarkan mulut saja, bukan karena mengerti bahwa hal tersebut baik untuk kesehatan gigi, sehingga anak cenderung menyikat gigi dengan semaunya sendiri. Besarnya peran orang tua sangat diperlukan dalam menjaga kesehatan gigi anak-anaknya agar tercapai kesehatan gigi yang optimal.
Banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran praktik kebersihan gigi dan mulut pada anak usia sekolah. Diantaranya metode simulasi dan metode audiovisual. Metode simulasi diartikan sebagai cara penyajian pengajaran dengan menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya agar diperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Hal ini sejalan dengan penelitian Sunariyo (2015) dengan judul penelitian pengaruh metode simulasi dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan, yang mengatakan bahwa metode simulasi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.
Metode Audio Visual merupakan alat peraga yang bersifat dapat didengar dan dapat dilihat yang dapat membantu siswa dalam belajar mengajar yang berfungsi memperjelas atau mempermudah dalam memahami bahasa yang sedang dipelajari. Hal ini sejalan dengan penelitian Ika dan Iwan pada tahun (2014) dengan judul penelitian pengaruh media audio visual (Video) terhadap hasil belajar siswa, yang mengatakan bahwa menggunakan metode Audio visual lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional.
2.Rumusan Masalah
a.       Bagaimana pendapat anak terhadap lagu tersebut?
b.      Menjelaskan anak untuk menggosok gigi sesuai instruksi yang ada dilagu tersebut?
c.       Bagaimana kesimpulan hasil yang didapat menurut teori roggers?
d.      Jelaskan aspek (kognitif, psikomotorik,bahasa) dalam kegiatan tersebut?
e.       Jelaskan dalam pembahasan dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan media audiovisual tersebut ( oral health promotion based on audio visual)?
3           3.      Tujuan
1.      Mahasiswa dapat melatih diri untuk bersosialisasi pada anak dan mendapatkan pengalaman secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan pendampingan pada anak.
2.      Mengajarkan cara menggosok gigi dengan baik dan benar serta waktu yang tepat umtuk menggosok gigi melalui lagu mogigu dan iharapkan anak dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Untuk mengetahui tingkat keterampilan menggosok gigi pada anak umur 9 tahun sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan melalui metode audiovisual (lagu mogigu cara menyikat gigi asyik dengan lagu) dan simulasi.

                                                        BAB II

PEMBAHASAN

A.      PENDAPAT ANAK TERHADAP LAGU MOGIGU
Jawaban anak tersebut setelah melihat video yang saya putarkan tentang lagu mogigo (menggosok gigi asyik dengan lagu) adalah baik.
Gambaran yang saya dapatkan setelah anak melihat video mogigu yaitu :
·         Memperhatikan video mogigu tersebut.
·         Menyukai video mogigu tersebut.
·         Bernyanyi mengikuti video mogigu tersebut.
·         Sangat senang melihat video mogigu tersebut
A.      ANALISA MENYIKAT GIGI BERDASARKAN LAGU MOGIGU
Dari lagu MOGIGU dapat di analisa bahwa menyikat gigi yang baik itu 2 kali sehari yaitu pada saat pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dengan durasi menyikat gigi selama 3 menit dan tak lupa pula menambahkan pentingnya menggosok lidah. Keterampilan merupakan seperangkat system, suatu metode dan suatu teknik yang baik, untuk menguasai materi ilmu pengetahuan yang akan disampaikan secara tangkas, efektif, serta efisien. Keterampilan juga merupakan suatu keahlian yang di dapat oleh individu melalui suatu proses seperti latihan yang kontinyu serta mencakup beberapa aspek yaitu kognitif, efektif, dan psikomotor.

Teori Perubahan Perilaku Menurut Rogers

Rogers menyatakan bahwa perubahan perilaku seseorang terjadi 5 tahap :
1.    Kesadaran (Awareness)
Anak diputarkan video cara menggosok gigi yang baik dan benar MOGIGU (menggosok gigi asyik dengan lagu).
2.    Ketertarikan (Interest)
Setelah anak melihat video tersebut, anak mulai tertarik .
3.    Evaluasi (Evaluation)
Anak akan berpikir apakah itu baik atau tidak untuk dirinya.
4.    Mencoba (Trial)
Kalau anak itu menganggap itu baik bagi dirinya dia akan mulai mencoba nya.
5.    Adopsi (Adoption)
Setelah dia mencoba, anak tersebut mulai menerima dan menjadikannya perilaku baru sehingga mulai menerapkan cara menggosok gigi yang baik dan benar setiap hari.

BAB III
Kesimpulan  Dan Saran

A.  Keseimpulan
Dalam pendidikan kesehatan gigi metode yang paling sering digunakan saat ini adalah audiovisual dikarenakan perkembangan teknologi saat ini dan metode ini juga sangat efektif untuk diberikan ke anak-anak karena dengan metode ini anak lebih tertarik dan lebih fokus, sehingga pendidikan kesehatan gigi tersebut berjalan efektif dan orang tua juga dapat memperlihat anak cara menggosok gigi yang bai dan benar dengan menggunakan video Mogigu.

B.  Saran
Diharapkan kepada pihak terkait dalam hal ini peran orang tua untuk lebih memperhatikan kesehatan gigi anak sehingga terciptanya peningkatan derajat kesehatan gigi.

 Daftar pustaka

Depkes RI. 2004. Upaya Kesehatan gigi Masyarakat. Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Jakarta.
Depkes, RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Dinkes  Propinsi Lampung. 2010. Profil kesehatan propinsi lampung, Lampung.
Hawadi,   2006.   Stimulasi  perkembangan   anak.   PT  Gramedia   Widiasarana Indonesia: Jakarta
Houwink. B.et al. 1994. Ilmu Kedokteran gigi pencegahan. Terjemahan sutatmi. Indirawati Tjahya N, Sintawati, F.X, Yovita, Tince.
Ircham. Ediati S, Sidarto. 1993. Penyakitpenyakit Gigi dan Mulut Pencegahan dan
Rahmadhan,  video Cara Menggosok Gigi menggunakan video Mogigu, 2019
Riset Kesehatan Dasar, Kesehatan Gigi dan Mulut, 2013










Tidak ada komentar